Friday, December 12, 2008

Magic Pouch

Kalau banyak perempuan mengidamkan tas keluaran dari brand terkenal, keinginan terbesar saya adalah mendapatkan tas yang bisa muat segala macam barang dari handphone, agenda, charger laptop, makeup pouch, obat, majalah, dan tetek bengek lainnya, namun tidak menimbulkan rasa nyeri di bahu saat harus menentengnya seharian. Speaking of the impossible here..

Saat ini tas favorit saya ada dua buah, keduanya berjenis tote bag dengan ukuran yang cukup besar, satu terbuat dari kulit macam tutul sintetis dan yang satu lagi synthetic quilted leather warna hitam. Keduanya bisa memuat sejuta keperluan saya sehari-hari, semacam kantong ajaib Pak Janggut. Tapi setelah memakai tas tersebut seharian, di malam hari bahu dan punggung sebelah kanan saya akan linu-linu. 

Kalau mengutip sebuah artikel di majalah Bazaar, itu adalah syndrom oversized IT bag, walaupun yang punya saya lebih tepat disebut sindrom oversized Cheap bag. 

Pertanyaan seorang teman laki-laki saya sering membuat kesal, dibilangnya perempuan itu nggak praktis karena barangnya banyak sekali. Yah, tidak heran sih, soalnya laki-laki itu seringnya menitipkan handphone dan kunci mobi, bahkan dompet ke tas kami yang perempuan ini supaya saku celana ketat mereka tidak menggembung. Mendengar bantahan ini teman laki-laki saya berkelit bahwa saya lah yang harus mengurangi isi tas. Tentu saja usulan ini langsung mendapat penolakan keras dari saya. Isi tas perempuan = sebagian nyawa kami. Titik. Our messy bag is full of life, sometimes literally -one of my girlfriend found little roach living peacefully among leftover crackers in her Chanel bag, and another one carries her pet snake in her python tote bag, oh the irony of it-.

Perdebatan tentang tas ini dan pencarian saya akan the perfect bag that won't hurt my shoulder and my wallet masih terus berlangsung. Mungkin ini saatnya saya mempergunakan sedikit sisa ilmu desain produk yang saya timba di universitas untuk menciptakan tas impian saya. Somehow i suspect that guy who created Doraemon was inspired by his wife whinning the same thing. 

ps: don't ever try to leave a comment if you only want to suggest backpack.

No comments:

Post a Comment